Tuesday, September 2, 2014

sang pengemis yang kaya


Kesadaran jadi pintu hati
Aku memarkir mobilku di depan sebuah mall dan sambil menunggu istriku pulang dari kerja, aku mengelap dan membersihkan mobilku. Sementara itu  berjalan menuju ke arah ku seorang yang menurut  masyarakat yang dinamakan gelandangan.
Dari penampilannya dia jelas tidak mempunyai mobil, tak punya rumah , tak punya baju bersih dan tak punya uang. Ada saat ketika Anda merasa murah hati dan ada saat Anda tidak ingin di ganggu. Dan saat itu adalah saat dimana aku tak ingin diganggu.
“Aku harap dia tidak meminta uang kepadaku,” pikirku.
Ternyata dia memang tidak meminta uang. Dia datang dan duduk di bangku  di depan hatle bus tetapi dia tidak terlihat punya cukup uang untuk naik bus.
Setelah beberapa menit , dia kemudian berbicara “ mobil yang bagus” kata dia.
Penampilan yang tidak meyakinkan tetapi ada kewibawaan pada dirinya.
Jenggot putihnya menghangatkan wajahnya .
“Terima kasih,” jawabku sambil melanjutkan mengelap mobil.
Dia duduk diam ketika saya bekerja. Permintaan unag tidak pernah terucap.
Dalam kesunyian, ada dorongan dalam diri, “ tanyakan padanya apakah dia butuh bantuan.”
Saya yakin dia akan menjawab “ya”.
“Apakah Anda butuh bantuan ?” Tanya saya.
Dia menjawab dengan kata-kata yang sederhana tapi dengan makna yang mendalam yang tak pernah aku lupakan. Kita sering kali mencari nasihat-nasihat bijak dari orang-orang besar, dari guru-guru terkenal dan dari orang orang sukses.dan kali ini aku mendapatkan nasihat yang sangat bermakna dari seorang gelandangan.
Saya tidak menharapkan sesuatu yang berlebihan kecuali tengadah tangannya. Tetapi kata-katanya sungguh menggguncang hati saya. “Bukankah kita semua butuh bantuan?” jawabnya.
Say merasa menjadi orang yang sukses, penting dan berkedudukan tinggi, sampai kemudian kata-kata yang sederhana itu menghantam saya dengan sangat kuat.
Bukankah kita butuh bantuan?
Saya butuh bantuan. Memang bukan untuk tiket bus atau tempat menginap, tapi saya butuh bantuan . saya membuka dompet dan memberi dia uang yang tidak hanya cukup beli tiket bus tetapi juga untuk membeli makanan hangat untuk hari itu.
Kata-kata sederhana itu terngiang di telingaku. Tak peduli berapa banyak yang Anda miliki, tak peduli seberapa tinggi derajat Anda, Anda pasti butuh bantuan. Demikian juga walaupun Anda hanya punya sedikit uang, atau bahkan ketika Anda tidak punya uang sekalipun, atau ketika Anda sedang menghadapi begitu banyak masalah, Anda masih dapat memberi bantuan.
Anda dapat memberiwalaupun hanya dalam bentuk PUJIAN. Ketahuilah banyak orang yang sering tidak mendapatkannya. Mereka menunggu Anda memberikan pujian.
Jangan meremehkan orang. Gelandangan yang berkeliaran di jalan-jalan, mungkin dia memiliki ketulusan hati yang jauh lebih besar dari pada Anda.
Mungkin saja Tuhan melihat ke bawah, dan memanggil malaikatnya, kemudian berkata, “Pergilah kepada orang yang sedang membersihkan mobil itu, orang yang sedang butuh bantuan.”
Hikmah
Kita sering lupa bahwa memberi maaf adalah lebih mulia dari pada membalas dendam. Orang tidak luput dari kesalahan.
Kita semua sangat mungkin membuat kesalahan. Tetapi tindakan yang dilakukan saat marah akan selalu menghantui kita selamanya.
Renungkan lah. Berfikirlah sebelum bertindak. Bersabarlah. Maafkan dan lupakan. Cintailah semua orang.
Jika Anda selalu menilai setiap orang, Anda tidak akan punya waktu untuk mencintai mereka.



0 komentar

Post a Comment