Friday, April 18, 2014

dimana pakaian kebahagiaan itu berada



Sahabat blogger kali ini saya akan berbagi cerita yang bisa memotivasi diri Saya sendiri dan semoga diri Anda bisa juga termotivasi. Kali ini saya mengshare postingan yang berjudul “Pakaian Kebahagiaan” oke langsung saja  silahkan dibaca ya.
******************************************************************************
Pakaian kebagiaan
http://pangeran25.blogspot.com/2014/04/dimana-pakaian-kebahagiaan-itu-berada.html
Suatu ketika, tersebutlah seorang raja yang kaya raya. Kekayaanya sangat melimpah. Emas, permata, berlian, dan semua batu berharga telah menjadi miliknya. Tanah kekuasaannya, meluas hingga sejauh mata memandang. Puluhan istana , dan ratusan pelayan siap menjadi hambanya.
Karena ia memerintah dengan tangan besi, apapun yang diinginkannya hampir selalu diraihnya. Namun, semua itu tak membuatnya merasa cukup. Ia selalu merasa kekurangan. Tidurnya tak nyenyak, hatinya selalu tak merasa bahagia. Hidupnya dirasa sangatlah menyedihkan.
Suatu hari,dipanggillah salah seorang prajurit terbaiknhya. Sang raja lalu berkata, “Aku telah punya banyak harta. Namun, aku tak pernah merasa bahagia. Karena itu , ujar sang raja, “aku akan memerintahkanmu untuk memenuhi keinginanku. Pergilah kau ke seluruh penjuru negeri, darinpelosok ke pelodok, dan temukan orang yang paling berbahagia di negeri ini. Lalu, bawakan pakaiannya kepadaku.”
“Carilah hingga ujung-ujung cakrawala dan buana. Jika aku bisa mendapatkan pakaian itu, tentu aku akan merasakan kebahagiaan setiap hari. Aku tentu akan padat membahagiakan diriku dengan pakaian itu. Temukan samapi dapat!” perintah sang raja kepada prajuritnya. “Dan aku tidak mau kau kembali tanpa pakaian itu. Atau kepalamu akan ku penggal!!”
Mendengar titah sang raja , prajurit itu pun segera beranjak. Disiapkannya ratusan pasukan untuk menunaikan tugas. Berangkatlah mereka mencari benda itu. Mereka pergi selama berbulan bulan, menyusuri setiap penjuru negeri. Seluas cakrawala , hingga ke ujung buana seperti perintah raja. Ditelitinya setiap kampong dan desa , untuk mencari orang yang paaling berbahagia dan mengambil pakaiannya.
Sang raja pun mulai tak sabar menunggu. Dan terus menunggu, dan menunggu hingga jemu. Akhirnya setelah berbulan-bulan pencarian prajurit itu pun kembali. Ah, dia berjalan tertunduk , merangkak dengan tangan dan kaki di lantai, tampak seperti sedang memohon ampun pada raja. Amarah sang raja mulai muncul, saat prajurit itu daatang dengan tangan hampa.
“Kemari cepat!! Kau punya waktu 10 hitungan sebelum kepalamu di penggal. Jelaskan padaku mengapa ku melanggar perintahku. Mana pakaian kebahagiaan itu!” gurat-gurat kemarahan sang raja tampak memuncak.
Dengan air mata berlinang, dan bergetar, perlahan prajurit itu mulai angkat bicara. “Tuanku, aku telah memenuhi perintahmu. Aku telah menyusuri penjuru negeri, seluas cakrawala, hingga ke ujung buana, untuk mencari orang yang paling berbahagia. Akupun telah berhasil menemukannya.”
Kemudian, sang raja kembali bertanya, “lalu, mengapa tak kau bawa pakaian kebahagiaan yang dimilikinya?”
Prajurit menjawab, “Ampun beribu ampun, tuanku, orang yang paling berbahagia itu, TIDAK mempunyai pakaian yang bernama kebahagiaan.”
                                                                ******
Teman, bisa jadi, memang tak ada pakaian yang bernama kebahagiaan. Sebab, kebahagiaan, seringkali memang tak membutuhkan apapun, kecuali perasaan itu sendiri. Rasa itu hadir dalam bentuk bentuk yang sederhana dan dalam wujud wujud yang bersahaja.
Seringkali memang, kebahagiaan tak ditemukan dalam gemerlap harta dan permata. Seringkali memang, kebahaagiaan, tak hadir dalam indahnya istana-istana megah. Dan ya, kebahagiaan seringkali memang, selalu ada pada besarnya penghasilan kita, mewahnya rumah kita, gemerlap lampu Kristal yang kita miliki dan indaahnya jalinan sutra yang kita sandang.
Seringkali malah, kebahagiaan hadir pada kesederhanaan , padakebersahajaan. Seringkali rasa itu muncul pada rumah-rumah kecil yang oraang-oraang didalamnya mau mensyukuri keberadaan rumah itu. Seringkali, kebahagiaan itu hadir, pada jalin-menjalin syukur yang tak henti terpanjatkan pada illahi.
Sebab, teman, kebahagiaan itu memang adanya di hati, di dalam kalbu ini. Kebahagiaan tak berada jauh dari kita, asalkan kita mau menjumpainya. Ya, asalkan kita mau mensyukuri apa yang kita punyai dan apa yang kita miliki.
Adakah "pakaian-pakaian kebahagiaan" itu telah Anda sandang dalam hati? Temukan itu dalam diri.

0 komentar

Post a Comment