Sahabat blogger kali ini saya akan berbagi cerita yang
bisa memotivasi diri Saya sendiri dan semoga diri Anda bisa juga termotivasi.
Kali ini saya mengshare postingan yang berjudul “Pakaian Kebahagiaan” oke langsung saja silahkan dibaca ya.
******************************************************************************
Pakaian kebagiaan
Suatu ketika, tersebutlah seorang raja yang kaya raya.
Kekayaanya sangat melimpah. Emas, permata, berlian, dan semua batu berharga
telah menjadi miliknya. Tanah kekuasaannya, meluas hingga sejauh mata
memandang. Puluhan istana , dan ratusan pelayan siap menjadi hambanya.
Karena ia memerintah dengan tangan besi, apapun yang
diinginkannya hampir selalu diraihnya. Namun, semua itu tak membuatnya merasa
cukup. Ia selalu merasa kekurangan. Tidurnya tak nyenyak, hatinya selalu tak
merasa bahagia. Hidupnya dirasa sangatlah menyedihkan.
Suatu hari,dipanggillah salah seorang prajurit
terbaiknhya. Sang raja lalu berkata, “Aku telah punya banyak harta. Namun, aku
tak pernah merasa bahagia. Karena itu , ujar sang raja, “aku akan
memerintahkanmu untuk memenuhi keinginanku. Pergilah kau ke seluruh penjuru
negeri, darinpelosok ke pelodok, dan temukan orang yang paling berbahagia di
negeri ini. Lalu, bawakan pakaiannya kepadaku.”
“Carilah hingga ujung-ujung cakrawala dan buana. Jika
aku bisa mendapatkan pakaian itu, tentu aku akan merasakan kebahagiaan setiap
hari. Aku tentu akan padat membahagiakan diriku dengan pakaian itu. Temukan
samapi dapat!” perintah sang raja kepada prajuritnya. “Dan aku tidak mau kau
kembali tanpa pakaian itu. Atau kepalamu akan ku penggal!!”
Mendengar titah sang raja , prajurit itu pun segera
beranjak. Disiapkannya ratusan pasukan untuk menunaikan tugas. Berangkatlah
mereka mencari benda itu. Mereka pergi selama berbulan bulan, menyusuri setiap
penjuru negeri. Seluas cakrawala , hingga ke ujung buana seperti perintah raja.
Ditelitinya setiap kampong dan desa , untuk mencari orang yang paaling
berbahagia dan mengambil pakaiannya.
Sang raja pun mulai tak sabar menunggu. Dan terus
menunggu, dan menunggu hingga jemu. Akhirnya setelah berbulan-bulan pencarian
prajurit itu pun kembali. Ah, dia berjalan tertunduk , merangkak dengan tangan
dan kaki di lantai, tampak seperti sedang memohon ampun pada raja. Amarah sang
raja mulai muncul, saat prajurit itu daatang dengan tangan hampa.
“Kemari cepat!! Kau punya waktu 10 hitungan sebelum
kepalamu di penggal. Jelaskan padaku mengapa ku melanggar perintahku. Mana
pakaian kebahagiaan itu!” gurat-gurat kemarahan sang raja tampak memuncak.
Dengan air mata berlinang, dan bergetar, perlahan
prajurit itu mulai angkat bicara. “Tuanku, aku telah memenuhi perintahmu. Aku
telah menyusuri penjuru negeri, seluas cakrawala, hingga ke ujung buana, untuk
mencari orang yang paling berbahagia. Akupun telah berhasil menemukannya.”
Kemudian, sang raja kembali bertanya, “lalu, mengapa
tak kau bawa pakaian kebahagiaan yang dimilikinya?”
Prajurit menjawab, “Ampun beribu ampun, tuanku, orang
yang paling berbahagia itu, TIDAK mempunyai pakaian yang bernama kebahagiaan.”
******
Teman, bisa jadi, memang tak ada pakaian yang bernama
kebahagiaan. Sebab, kebahagiaan, seringkali memang tak membutuhkan apapun,
kecuali perasaan itu sendiri. Rasa itu hadir dalam bentuk bentuk yang sederhana
dan dalam wujud wujud yang bersahaja.
Seringkali memang, kebahagiaan tak ditemukan dalam
gemerlap harta dan permata. Seringkali memang, kebahaagiaan, tak hadir dalam
indahnya istana-istana megah. Dan ya, kebahagiaan seringkali memang, selalu ada
pada besarnya penghasilan kita, mewahnya rumah kita, gemerlap lampu Kristal
yang kita miliki dan indaahnya jalinan sutra yang kita sandang.
Seringkali malah, kebahagiaan hadir pada kesederhanaan
, padakebersahajaan. Seringkali rasa itu muncul pada rumah-rumah kecil yang
oraang-oraang didalamnya mau mensyukuri keberadaan rumah itu. Seringkali,
kebahagiaan itu hadir, pada jalin-menjalin syukur yang tak henti terpanjatkan
pada illahi.
Sebab, teman, kebahagiaan itu memang adanya di hati,
di dalam kalbu ini. Kebahagiaan tak berada jauh dari kita, asalkan kita mau
menjumpainya. Ya, asalkan kita mau mensyukuri apa yang kita punyai dan apa yang
kita miliki.
Adakah "pakaian-pakaian kebahagiaan" itu telah Anda sandang dalam hati? Temukan itu dalam diri.
0 komentar
Post a Comment