Sunday, March 16, 2014

makalah sistem ekonomi di dunia



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATARBELAKANG
Seperti yang kita ketahui bahwa yang menentukan bentuk suatu sistem ekonomi kecuali dasar falsafah negara yang dijunjung tinggi, maka yang dijadikan kriteria adalah lembaga-lembaga, khususnya lembaga ekonomi yang menjadi perwujudan atau realisasi falsafah tersebut.[1]
Di samping itu, pemahaman mengenai sistem ekonomi juga sangat penting dalam perekonomian atau bisnis. Tanpa mengetahui sistem-sistem yang ada perekonomian menjadi semrawut dan bahkan justru menyengsarakan masyarakat. Ada tiga sistem ekonomi di dunia ini yang sangat populer, yaitu sistem ekonomi kapitalis, sistem ekonomi sosialis dan sistem ekonomi islam. Dewasa ini sering terjadi pemahaman-pemahaman yang keliru akan sistem-sistem ekonomi tersebut. Yang lebih parah apabila dalam perekonomian, pihak-pihak yang terlibat di dalamnya malah mencampurkan semua sistem, baik kapitalis maupun sosialis. Padahal, kapitalis dan sosialis memiliki perbedaan dan pertentangan. Di mana keduanya memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, yang apabila dicampur adukkan justru membawa dampak yang terlalu negatif.[2]

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi kapitalis, sistem ekonomi sosialis dan sistem ekonomi islam?






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sistem Ekonomi Kapitalis
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang menekankan peran kapital (modal), yakni kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam produksi barang lainnya (Bagus, 1996). Ebenstein (1990) menyebut kapitalisme sebagai sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar sistem perekonomian. Ia mengaitkan perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari gerakan individualisme. Sedangkan Hayek (1978) memandang kapitalisme sebagai perwujudan liberalisme dalam ekonomi. Menurut Ayn Rand (1970), kapitalisme adalah “a social system based on the recognition of individual rights, including property rights, in which all property is privately owned”. (Suatu sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan atas hak-hak individu, termasuk hak milik di mana semua pemilikan adalah milik privat). Heilbroner (1991) secara dinamis menyebut kapitalisme sebagai formasi sosial yang memiliki hakekat tertentu dan logika yang historis-unik. Logika formasi sosial yang dimaksud mengacu pada gerakan-gerakan dan perubahan-perubahan dalam proses-proses kehidupan dan konfigurasi-konfigurasi kelembagaan dari suatu masyarakat. Istilah “formasi sosial” yang diperkenalkan oleh Karl Marx ini juga dipakai oleh Jurgen Habermas. Dalam Legitimation Crisis (1988), Habermas menyebut kapitalisme sebagai salah satu empat formasi sosial (primitif, tradisional, kapitalisme, post-kapitalisme).[3]
Kapitalisme bisa didapati di mana pun pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sekelompok manusia dilakukan oleh bisnis swasta.[4] Sistem ekonomi kapitalis dipengaruhi oleh semangat mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan sumber daya yang terbatas. Usaha kapitalis ini didukung oleh nilai-nilai kebebasan untuk memenuhi kebutuhan. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Adam Smith, bahwa terselenggaranya keseimbangan pasar dikarenakan manusia mementingkan diri sendiri.
Kapitalisme mengakui kebebasan manusia tidak bisa bebas lepas tapi kebebasan manusia terbatas oleh kebebasan orang lain. Kebebasan ini yang menjadi bagian dari ajaran yang berlaku universal dalam masyarakat kapitalis. Dengan kebebasan ini, mengakibatkan tingginya persaingan di antara sesamanya dalam rangka supaya tidak tersingkir dari pasar. Sistem kapitalis cenderung mendorong untuk berpikir opportunis dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan ekonomi.[5] Dalam sistem ekonomi kapitalisme mempunyai beberapa kecenderungan sebagai berikut:[6]
1.            Kebebasan memiliki harta secara perorangan
Dimana setiap negara mengetahui hak kebebasan individu untuk memiliki harta perseorangan. Setiap individu dapat memiliki, membeli dan menjual hartanya menurut yang dikehendaki tanpa hambatan. Individu mempunyai kuasa penuh terhadap hartanya dan bebas menggunakan sumber-sumber ekonomi menurut cara yang dikehendaki. Setiap individu berhak menikmati manfaat yang diperoleh dari produksi dan distribusi serta bebas untuk melakukan pekerjaan.
2.            Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas
Setiap individu berhak untuk mendirikan, mengorganisasi dan mengelola perusahaan yang diinginkan. Individu juga berhak terjun dalam semua bidang perniagaan dan memperoleh sebanyak-banyaknya keuntungan.Negara tidak boleh campur tangan dalam semua kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk mencari keuntungan, selagi aktivitas yang dilakukan itu sah menurut peraturan. Berdasarkan prinsip ekonomi & persaingan bebas maka, setiap individu dapat menggunakan potensi fisiknya, mental dan sumber-sumber yang tersedia untuk dimanfaatkan bagi kepentingan individu tersebut.


3.            Ketimpangan ekonomi
Modal merupakan sumber produksi & sumber kebebasan. Individu yang memiliki modal lebih besar akan menikmati hak kebebasan yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Ketidaksamaan kesempatanmewujudkan jurang perbedaan di antara golongan kaya bertambah kaya dan yang miskin semakin miskin.

Teori Adam Smith
Ketika kita membicarakan tentang Sistem Ekonomi Kapitalis, kita tidak bisa melepaskan diri dari seorang tokoh bernama Adam Smith, karena dialah yang mencetuskan teori mengenai sistem ekonomi yang kemudian dikenal dengan sistem ekonomi kaptalis. Selain itu, dia juga merupakan “Bapak Ilmu Ekonomi.”
Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa Adam Smith dianggap sebagai pencetus Sistem Ekonomi Kapitalis ini? Dan apa teori Adam Smith tentang ekonomi?
Aliran yang dikembangkan oleh Adam Smith disebut aliran klasik. Dalam banyak hal, pemikiran Smith sejalan dengan paham kaum fisiokrat yang menganggap produksi barang-barang dan jasa sebagai sumber utama kemakmuran suatu negara. Perbedaan antara pendapat Adam Smith dengan kaum fisiokrat hanyalah pada penekanan faktor yang paling dominan dalam menentukan kemakmuran negara. Kaum fisiokrat menganggap bahwa alamlah yang menjadi penentu kemakmuran bangsa-bangsa. Sebaliknya, Smith menganggap bahwa manusia sebagai faktor produksi utama. Karena alam tidak ada artinya kalau tidak ada sumberdaya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan.[7]
Smith percaya bahwa pada hakikatnya manusia rakus, egoistis, selalu ingin mementingkan diri sendiri. Namun, menurut Smith sikap ini bisa memacu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan. Smith berpendapat bahwa sikap egoistis manusia tidak akan mendatangkan kerugian dan merusak masyarakat sepanjang ada persaingan bebas. Lebih lanjut menurutnya, setiap orang yang menginginkan laba dalam jangka panjang, tidak akan pernah menaikkan harga di atas tingkat harga pasar. Smith juga mengungkapkan bahwa, tindak-tanduk manusia pada umumnya didasarkan pada kepentingan diri sendiri, bukan belas kasihan orang lain dan juga bukan perikemanusiaan.
Smith juga sangat menghendaki agar pemerintah sedapat mungkin tidak terlalu banyak campur tangan mengatur perekonomian. Biarkan sajalah perekonomian berjalan dengan wajar tanpa campur tangan pemerintah. Nanti akan ada suatu tangan tak terlihat (invisible hands) yang akan membawa perekonomian tersebut kearah keseimbangan. Menurut Smith, jika banyak campur tangan pemerintah, pasar justru akan mengalami distorsi yang akan membawa perekonomian pada ketidakefisienan dan ketidakseimbangan. Agar pasar bebas yang didasarkan pada keinginan-keinginan individu tersebut bisa membawa perekonomian pada suatu keseimbangan yang efisien, maka Smith menerangkan bahwa walaupun tiap orang mengerjakan sesuatu didasarkan pada kepentingan pribadi, tetapi hasilnya bisa selaras dengan tujuan masyarakat. Dampak setiap aktivitas individu dalam mengejar kepentingan masing-masing terhadap kemajuan masyarakat, justru lebih baik dibanding dengan tiap orang berusaha memajukan masyarakat.
Dalam hal nilai suatu barang, Smith mengungkapkan barang mempunyai dua nilai, yaitu nilai guna dan nilai tukar. Nilai tukar atau harga suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut. Smith juga mengungkapkan hubungan antara nilai guna dan nilai tukar. Menurutnya, hubungan antara nilai guna dan tukar suatu barang yang mempunyai nilai guna tinggi kadang-kadang tidak mempunyai nilai tukar (tidak bisa ditukarkan dengan barang lain). Sebaliknya, ada barang yang mempunyai nilai tukar sangat tinggi, tetapi tidak begitu berfaedah dalam kehidupan.
Smith juga mengutarakan kesimpulannya mengenai pembagian kerja. Menurutnya, bahwa produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui pembagian kerja. Pembagian kerja akan mendorong spesialisasi. Orang akan memilih mengerjakan yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Di samping itu, setiap orang berkeinginan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Peningkatan kesejahteraan bisa diperoleh dengan meningkatkan laba. Smith menjelaskan cara terbaik untuk itu adalah dengan melakukan investasi, yaitu membeli mesin-mesin dan peralatan. Dengan begitu produktivitas akan meningkat, sehingga produksi perusahaan juga akan meningkat. Smith menganggap pentingnya arti akumulasi kapital bagi pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu, sistem ekonomi yang dianut sesuai pemikiran Smith selain sering disebut sistem liberal (karena memberikan keleluasaan yang besar bagi tiap individu untuk bertindak dalam perekonomian), juga sering disebut sistem ekonomi kapitalisme (karena sangat menekankan arti akumulasi kapital dalam pembangunan ekonomi).
Sistem ekonomi pasar tidak membutuhkan perencanaan dan pengawasan dari pihak manapun. Serahkan saja semuanya pada pasar, dan suatu invisible hands akan membawa perekonomian tersebut ke arah keseimbangan, yang dalam posisi keseimbangan semua sumber daya dapat dimanfaatkan sepenuhnya. Apabila terlalu banyak campur tangan dari pemerintah, pasar justru akan mengalami distorsi. Pada gilirannya hal ini akan membawa perekonomian pada inefficiency dan ketidakseimbangan. Menurut Smith, walaupun tiap orang didorong untuk mengejar kepentingan masing-masing, adanya persaingan bebas akan menjamin bahwa masyarakat secara keseluruhan akan menerima benefit.[8]
Kebaikan sistem ekonomi kapitalis
1.      Kebebasan
2.      Meningkatkan produksi
3.      Profit motif
4.      Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang.
5.      Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik dirinya
6.      Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil.

Kelemahan sistem ekonomi kapitalis
1.      Tidak merata
2.      Tidak selaras
3.      Maksimasi profit
4.      Krisis moral
5.      Materialistis
6.      Mengesampingkan kesejahteraan
7.      Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
8.      Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
Ada saat di mana kebebasan dalam sistem ekonomi kapitalis justru menyengsarakan rakyat karena tidak adanya UU/perlindungan kepada yang lemah, kapitalisme ini sering disebut kapitalisme brutal (kapitalisme tak bernurani).[9]
B.     Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis dilandasi pada pemilikan bersama (kolektivitas) semua factor produksi, sehingga hak milik dan inisiatif ekonomis individu kurang mendapat tempat yang layak. Dalam sistem ekonomi ini pemerintah untuk menetukan perekonomian atau lebih umum dikenal sebagai perancangan terpusat. Sistem ekonomi sosialis mengalami tahap-tahap perkembangan dan penyesuaian, mulai dari perkembangan dan penyesuaian, mulai dari awal berkembangnya gagasan sosialisme utopis pada abad 16 sampai dengan perkembangan muthair munculnya system ekonomi pasar sosialis.
Asal Mula
                   Ide bahwa suatu perekonomian sosialis, perekonomian dimana  alat-alat produksi jadi milik bersama, dapat juga berbentuk suatu perekonomian pasar lambat menjadi matang. Pertama dari ahli ekonomi neo klasik dari akhir abad ke 19 dan abad ke 20 sebagaian besar bukan golongan sosialis yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi penggunaan sumber bersumber dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat, pada dasarnnya sama sekali tak peduli siapa yang jadi pemilik alat-alat produksi dan dapat dipecahkan dengan bantuan harga, upah tingkat bunga dan sebagainnya, dalam sosialisme maupun kapitalisme. Kedua, kecenderungan ahli ekonomi pada demokrasi di Jerman, Inggris dan Amerika Serikat dalam Tahun 20-an dan 30-an bahwa sosialisme tak mampu mengatasi alokasi sumber yang efisien karena tidak adanya pembentukan harga yang penting di pasar.[10]
                   Polarisasi yang tajam antara si kaya dengan si miskin dalam sosial-ekonomi Masyarakat Inggris pada abad ke 16 memunculkan konsep Sosialisme Utopia. Gagasan ini dikemukakan oleh Adam Smith pada tahun 1776. Selanjutnya konsep ini dianjurkan tokoh-tokoh diantaranya Thomas More (1478-1535), Tomasso Campanella (15688-1639), Franscis bacon (1560-1626), Charles faurer (1771-1858).  Perkembangan kapitalisme klasik yang ada membuat mereka merasa kecewa dan prihatin dengan nasib kaum buruh yang semakin menderita. Namun kekecewaan mereka hanya diwujudkan dalam khayalan. Kemudian Robert Owen. Charles Fouret dan Louis Blanc berupaya mewujudkan khayalan dengan mengaplikasikan kepada kehidupan yang nyata. Diawali dengan Robert Owen  menjadi pengusaha tekstil di Skotlandia yang berusaha mengembangkan komunitas pabrik yang manusiawi dan des-desa berasas koperasi. Prose pengaplikasian ke dalam kehidupan nyata dilanjutkan tokoh-tokoh lain yang berupa pemberdayaan ekonomi kaum buruh. Sosialisasi semakin berkembang setelah Karl Maarx mengajukan teori-teori dan analisis berdasar kelemahan system kapitalisme yang memperpuruk kesejahteraan kaum pekerja. Marx berpendapat bahwa keserakahan merupakan produk dari sejarah yang berupa matrealisme historis.  Dengan sosialisme diharapkan hidup manusia bisa berubah sehingga sifat matrealisme dan individualisme berubah menjadi sifat toleransi terhadap sesamanya.  Pemindahan hak penguasaan factor produksi dari  individu hatus terjadi secara revolusioner sehingga disebut dengan komunisme.[11]
            Sama halnya dalam system ekonomi kapitalis proses transformasi yang terjadi dalam system ekonomi sosialis dilakukan tanpa mengubah falsafah yang mendasarinya, yaitu materialisme, humanism dan rasionalisme. Perbedaannya system ekonomi kapitalisme berpijak pada individualisme dan liberalisme. Sedangkan ekonomi sosialis berdasar pada kolektivitas dan organism. Sistem masyarakat yang ada pada masa Karl Marx, sebenarnya merupakan akibat dari kondisi ekonomi, dimana perubahan-perubahan yang dialami sistem tersebut semata-mata bisa dikembalikan kepada satu sebab, yaitu perjuangan kelas (class struggle) dalam rangka memperbaiki kondisi kelas tersebut secara materi. Sejarah telah menceritakan kepada kita, bahwa perjuangan ini ketika itu selalu berakhir dengan satu bentuk, yaitu menangnya kelas yang lebih dominan jumlahnya dan lebih jelek kondisinya atas kelas orang-orang kaya dan kelas yang jumlahnya lebih sedikit. Inilah yang kemudian disebut dengan hukum Dialektika Sosial. Dimana, hukum ini masih bisa berlaku untuk masa-masa mendatang, sebagaimana hukum ini sebelumnya pernah terjadi.
Ekonomi sosialis memiliki beberapa prinsip dasar. Diantaranya adalah otoritas suatu negara untuk menguasai semua aset masyarakat. Di sini regulasi seputar ekonomi serta kepemilikan harta dilakukan oleh pemerintah. Prinsip lain adalah keseteraan ekonomi. Maksudnya, masyarakat tidak bekerja untuk pribadi, mereka hanyalah pegawai pemerintah yang gajinya berasal dari keringat mereka sendiri. Prinsip lainnya adalah tentang disiplin politik. Di negara yang menganut sistem ekonomi sosialis, parlemen sebagai lembaga yang berhak membuat konstitusi dan regulasi dikuasai oleh kaum proletarian atau kaum buruh. Mereka ditempatkan oleh partai-partai guna membuat regulasi yang cenderung berpihak pada kaum buruh sebagai representasi kaum sosialis.
Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis:
a.       Hak milik individu tidak diakui
b.      Seluruh sumber daya dikuasai Negara
c.       Jalannya kegiatan perekonomian sepenuhnya tanggung jawab pemerintah
d.      Kegiatan ekonomi direncanakan dan diatur pemerintah
e.       Produksi dilakukan untuk kebutuhan masyarakat
f.       Kebijakan perekonomian disusun dan dilaksanakan pemerintah

Kelebihan sistem ekonomi sosialis:
a.       Pemerintah sepenuhnya bertanggung jawab terhadap perekonomian
b.      Pemerintah bebas menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat
c.       Pemerintah mengatur distribusi
d.      Mudah dalam pengelolaan, pengendalian dan pengawasan
e.       Pelaksanaan pembangunan lebih cepat
f.       Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara merata

Kelemahan sistem ekonomi sosialis:
a.       Hak milik individu tidak diakui
b.      Individu tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha
c.       Potensi dan kreativitas masyarakat tidak berkembang
d.      Jalur birokrasi panjang

C.    Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran merupakan penggabungan atau campuran antara sistem ekonomi liberal dan sosialis. Dalam sistem ini pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta dalam menjalankan kegiatan perekonomian. Sistem ini banyak diterapkan di negara-negara yang sedang berkembang. Menurut (Yearm 2006:24) sistem ekonomi campuran adalah satu sistem dimana pihak swasta dan kerajaan bersama-sama membuat keputusan ekonomi untukmenyelesaikan masalah asas ekonomi.[12]

Dalam sistem ekonomi campuran, tujuan campur tangan peran pemerintah dalam kegiatan perekonomian adalah untuk mengoreksi distorsi ekonomi. Diakuinya hak kepemilikan pribadi dalam sistem ekonomi campuran ini tidak membuat semua faktor produksi yang vital / penting juga bisa menjadi kepemilikan pribadi karena kepemilikan faktor produksi yang vital akan  tetap diatur dan diawasi oleh pemerintah. Selain itu, pemerintah akan memberikan jaminan sosial serta mengupayakan pemerataan distribusi pendapatan. Tentang penetapan harga, walaupun harga-harga ditentukan oleh mekanisme pasar, namun bila diperlukan pemerintah juga perlu mengadakan pengawasan serta koreksi terhadap harga-harga tersebut.
Karena merupakan penggabungan dari sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi komando, Penerapan sistem ekonomi campuran ini akan mengurangi berbagai kelemahan dari sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi komando yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat karena berimbangnya peran pemerintah dan swasta dalam menjalankan kegiatan perekonomian.
Dalam sistem ekonomi campuran, pemerintah dan swasta dalam hal ini masyarakat saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi. Kegiatan ekonomi masyarakat diserahkan kepada kekuatan pasar, namun sampai batas tertentu pemerintah tetap melakukan kendali dan campur tangan dengan tujuan agar perekonomian tidak lepas kendali dan tidak hanya menguntungkan pemilik modal besar. Pada saat ini, kecenderungan untuk menerapkan sistem ekonomi pada berbagai negara semakin meningkat karena pada dasarnya tidak ada negara yang bisa dengan murni menerapkan sistem ekonomi pasar maupun sistem ekonomi komando.
Sistem ekonomi campuran. Negara yang menganut sistem ekonomi campuran. Contoh sistem ekonomi campuran. Contoh negara yang menganut sistem ekonomi campuran. Sistem perekonomian campuran. Negara penganut sistem ekonomi campuran. Negara negara yang menganut sistem ekonomi campuran.
Sistem ekonomi campuran memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
a.       Kelebihan Sistem Ekonomi Campuran
1.      Hak milik individu atas alat-alat oproduksi diakui, walaupun ada pembatasan
2.      Kebebasan individu untuk berusaha tetap ada sehingga individu dapat mengembangkan inisiatif dan kreativitasnya
3.      Kepentingan umum lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi
4.      Persaingan dapat dibatasi dan pengusaha kecil dapat meneruskan usahanya karena dilindungi pemerintah.

b.      Kekurangan Sistem Ekonomi Campuran
1.      Sulit menentukan wilayah atau bagian-bagian mana yang diatur negara, mana yang boleh melalui mekanisme pasar, sehingga kadang-kadang pemerintah terlalu ikut campur tangan
2.      Sulit menentukan alat-alat produksi mana yang boleh dimiliki individu dan mana yang dikuasai oleh pemerintah atau Negara
Dari penjelasan-penjelasan di atas, sebetulnya hampir tidak ada satu negarapun yang hanya menganut sistem ekonomi tertentu, baik itu sistem ekonomi terpusat atau pasar (liberal). Adakalanya suatu negara menganut sistem ekonomi terpusat.

D.    Sistem Ekonomi Islam
Sistem ekonomi Islam bersumber dari sekumpulan hukum yang disyari;atkan oleh Allah yang ditujukan untuk menyelesaikan berbagai problem kehidupan, terutama dalam bidang ekonomi, dan mengatur atau mengorganisir hubungan manusia dengan harta benda, memelihara dan menafkahannya. Tujuan system ekonomi ini adalah untuk menciptakan kemakmuran dan keadilan dalam kehidupan manusia, merealisasikan kesejahteraan mereka, dan menghapus kesenjangan dalam masyarakat Islam melalui pendistribusian kekayaan secara berkesinambungan, mengingat adanya kesenjangan itu sebagai hasil proses social dan ekonomi yang penting.
Pemikiran ekonomi  Islam dilandasi  oleh beberapa asas, antara lain :
1.      Hakekat kepemilikan harta adalah milik Allah
2.      Kelompok diberikan hak penguasaan dalam harta Allah.
Asas ini memberikan pengertian  bahwa kepemilikan manusia terhadap suatu harta benda tidak lain merupakan hasil usaha mereka dan kemudian membelanjakannya sebagai duta  pemilik esensi  semua jenis harta yaitu Allah SWT
3.      Membatasi kepemilikan dan penggunaan harta dengan cara-cara legal. Dalam Islam, harta hanya diakui sebagai milik jika sumber dan penggunaannya legal
4.      Harta yang tidak dipergunakan untuk memenuhi hak Allah dan hak hamba menjadi harta simpanan yang dapat membahayakan kepentingan umum serta dapat menghambat laju perekonomian masyarakat.
5.      Rotasi harta kekayaan merupakan persoalan yang diperhatikan oleh Islam agar tidak hanya berputar pada orang-orang kaya saja.[13]
no
Aspek
Sistem Ekonomi Kapitalis (SEKA)
Sistem Ekonomi Campuran ( SEC)
Sistem Ekonomi Sosialis (SES)
1
Motivasi
Kepentingan Pribadi
Pribadi dan Umum
Kepentingan Umum
2
Sarana Penggerak
Mekanisme pasar
Pasar dan  campur tangan pemerintah
Komando terpusat
3
Pemilihan factor produksi
Perorangan dan private interest
Perorangan dan kepentingan masyarakat
Pemerintah
4
Peran swasta
Mutlak  dan dominan
Intervensi pemerintah
Kecil, hampir tidak ada
5
Peran pemerintah
Minimal dalam sarana&prasarana peradilan, public utilities dan pertahanan keamanan
Terbatas dan selektif
Dominan di semua bidang
6
Sistem nilai
Ego dan individualisme
Individulaisme dalm naungan Negara kesejahteraan
Kolektivisme
7
Tujuan ekonomi
Kemakmuran, survival of the fittest
Kemakmuran lewat pengaturan pemerintah
Kemakmuran melalui mekanisme dictator[14]

Sistem Ekonomi Islam Memiliki Beberapa Peinsip Dasar Sebagai Berikut :[15]
a)      Individu mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk berpendapat atau membuat suatu keputusan yang dianggap perlu, selama tidak menyimpang dari kerangka syariat Islam untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang optimal dan menghindari kemungkinan terjadinya kekacauan dalam masyarakat.
b)      Agama islam mengakui hak milik individu dalam masalah harta sepanjang tidak merugikan kepentingan masyarakat luas.
c)      Islam juga mengakui bahwa tiap individu pelaku ekonomi mempunyai perbedaan potensi yang berarti juga, memberikan peluang luas bagi seseorang untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam kegiatan ekonomi.  Namun hal itu kemudian ditunjang oleh seperangkat kaedah untuk menghindari kemungkinan terjadinya konsentrasi kekayaan pada seseorang atau sekelompok pengusaha dan mengabaikan kepentingan masyarakat umum.
d)     Islam tidak mengarahkan pada suatu tatanan masyarakat yang menunjukan adanya kesamaan ekonomi tapi mendukung dan menggalakan terwujudnya tatanan kesamaan sosial. Kondisi ini mensyaratkan bahwa kekayaan negara yang dimiliki tidak hanyadimonopoli oleh segelintir masyarakat saja. Disamping itu, dalam sebuah negara Islam tiap individu mempunyai peluang yang sama untuk mendapatkan pekerjaan dan melakukan aktivitas ekonomi.
e)      Adanya jaminan sosial bagi tiap individu dalam masyarakat. Setiap individu mempunyai hak untuk hidup secara layak dan manusiawi. Menjadi tugas dan kewajiban negara untuk menjamin setiap warganya dalam memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
f)       Instrumen Islam mencegah kemungkinan konsentrasi kekayaan pada sekelompok kecil orang dan menganjurkan agar kekayaan terdistributi pada semua lapisan masyarakat melalui suatu mekanisme yang telah diatur oleh syariat.
g)      Islam melarang praktek penimbunan kekayaan secara berlebihan yang dapat merusak tatanan perekonomian masyarakat. Untuk mencegah kemungkinan munculnya praktek penimbunan islam memberikan sangsi yang keras kepada para pelakunya.
h)     Islam tidak mentolerir sedikitpun terhadap setiap praktek yang asosial dalam kehidupan masyarakat seperti minuman keras, perjudian, prostitusi, peredaran pil ecstasy, pornografi, night clup, distique dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1.      Yang dimaksud dengan Sistem Ekonomi Kapitalis, Sistem Ekonomi Sosialis, dan Sistem Ekonom Islam.
·         Sistem ekonomi kapitalis merupakan sistem ekonomi yang mengutamakan pada keuntungan yang besar dan juga pada pasar bebas. Kebebasan individu sangat tinggi. Pencetusnya adalah Adam Smith.
·         Sistem ekonomi sosialis merupakan sistem yang terpusat pada pemerintah dalam menjalankan ekonominya, merupakan lawan dan juga bentuk protes dari kaum kapitalisme. Tokohnya adalah Karl Marx.
·         Sistem ekonomi islam didasarkan kepada firman-firman Allah (Al-Qur’an). Sistem ekonomi islam mempunyai beberapa prinsip dalam implementasinya.
catatan :
·         memunculnya system eknomi neo liberalism yang ada pada zaman sekarang, namun tidak memikirkan moral. Paham ini memfokuskan pada pasar bebas dan perdagangan bebas [2] merobohkan hambatan untuk perdagangan internasional dan investasi agar semua negara bisa mendapatkan keuntungan dari meningkatkan standar hidup masyarakat atau rakyat sebuah negara dan modernisasi melalui peningkatan efisiensi perdagangan dan mengalirnya investasi.
·         munculnnya system eknmi di dunia karena Negara berorientasi pada bagai mana mempunyai emas sebanyak banyaknya. sehingga munculnya ekonomi kapitalisme dll, namun itu terjadi dimasa klasik.
·         kapitalis tdk memikirkan moral.


[1]http://tulisan-adipenulis.blogspot.com/2012/05/makalah-sistem-ekonomi.html. diakses pada tanggal 28 September 2013, pukul 14.00 WIB
[2]http://pari-budi.blogspot.com/2012/05/makalah-sistem-ekonomi-dunia.html. diakses pada tanggal 28 September 2013, pukul 14.15 WIB
[3]http://dicari-saja.blogspot.com/2013/02/pengertian-dan-macam-macam-sistem.html. diakses pada tanggal 28 September 2013. Pukul 14.40 WIB
[4] Stanislav Andreski, Max Weber: Kapitalisme, Birokrasi, dan Agama terj. Hartono (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1989) hal.105
[5] Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar (Yogyakarta: Ekonisia, 2002) hal.92
[6]http://darmawanachmad.wordpress.com/kelemahan-ekonomi-kontemporer/. Diakses pada Tanggal 28 September 2013, pukul 14.28 WIB
[7] Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi (Jakarta: Rajawali Pers, 2009) hal.30
[8] Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi (Jakarta: Rajawali Pers, 2009) .hal.41
[9] Saurip Kadi, Intisari Buku Mengutamakan Rakyat (Jakarta: 2008) hal.11
[10] Gregory Grossman, Sistem-Sistem Ekonomi.(Jakarta:Bumi Aksara). Hal:180
[11] Edy Suandi Hamid. Ekonomi Indonesia.(Yogyakarta:UII Press).Hal:22
[12]             Apridar, Ekonomi Internasional. (Yogyakarta: Graha Ilmu). Hal:69
[13] Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, dasar dan tujuan. Magistra Insania Press. YOGYAKARTA. Hal 48-50
[14] H Soedarsono Sagir, Kapita Selekta Ekonomi Indonesia. Kencana Prenada Media Group.Bandung. hal.7
[15] Immamudin Yuliadi,”Ekonomi Islam”,(LPPI UMY :yogyakarta)2001, hlm, 84-86.

0 komentar

Post a Comment